Kamis, 11 Maret 2010

E-Commerce A to Z

Dunia bisnis tidak bisa lepas dari teknologi, seperti teknologi informasi. Pada beberapa decade yang lalu, untuk saling berhubungan hanya menggunakan surat atau telepon,maka sekarang ini berkat adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat orang lebih mudah berhubungan satu sama lain, media yang saat ini popular digunakan adalah Handphone dan computer dengan menggunakan jaringan Internet. Khusus Internet, perkembangannya sangat mengejutkan dari waktu ke waktu. Dulu internet dianggap sesuatu yang mewah oleh masyarakat umum, tidak jauh berbeda dengan kalangan bisnis, mereka beranggapan bahwa internet tidak begitu diperlukan dalam bisnis dan merupakan investasi yang mahal.
Namun, berbeda hal dengan 5 tahun belakangan ini, Di dunia Internet membuat setiap orang di dunia serasa dapat menjelajahi dunia serta mempelajari isi dunia tanpa perlu berpindah tempat. Kesibukan dunia bisnis yang makin padat, membuat para pelaku bisnis membutuhkan media untuk tetap saling berhubungan dengan partner bisnis, supplier, konsumen, promosi, dan elemen-elemen bisnis lainnya tanpa harus ada secara fisik dan dapat dilakukan secara bersamaan, maka media yang paling sesuai untuk memenuhi kebutuhan komunikasi tersebut yaitu INTERNET. Internet, khususnya bagi dunia bisnis telah mengubah perusahaan berkomunikasi, tentang bagaimana mereka berbagi informasi dengan partner bisnis, proses jual beli, serta secara fundamental merubah cara pandang perusahaan mengenai investasi di teknologi informasi, khususnya Internet sebagai Investasi Bisnis (Damanpour, 2007)
Definisi E-Commerce
Para ahli baik di bidang bisnis maupun IT tidak dapat merumuskan definisi secara sama antara satu dengan yang lain, namun mereka mendefinisikannya dalam konteks yang sama. E-commerce adalah tiap aktivitas bisnis melalui intenet yang mentransformasikan hubungan internal dan eksternal untuk menciptakan suatu nilai serta membuat suatu peluang pasar dengan menggunakan aturan baru tentang bisnis yang saling berhubungan satu sama lain (Damanpour, 2007), Sedangkan menurut Chan dan Swatman tahun 1999, E-commerce adalah suatu proses pengambil alihan aktivitas normal komersial, pemerintah, individu dengan menggunakan computer dan jaringan telekomunikasi; yang didalamnya termasuk seagal aktivitas pertukaran informasi, data atau nilai antara dua atau lebih orang.
Proses Implementasi E-Commerce
Dalam mengimplementasikan E-commerce di dunia bisnis, tersedia suatu rantai nilai dari infrastrukturnya, terdidi dari tiga lapis. Pertama, infrastruktur system distribusi (flow of good), Kedua, Infrastruktur Pembayaran (Flow of cash), Infrastruktur system informasi (Flow of Information) (Deris Setiawan 2002). Dalam membuat keputusan bisnis untuk terjun total ke dalam bisnis on-line maka, untuk dapat focus dan merumuskan strategi terbaik di pasar on-line, perlu dilakukan beberapa langkah, Pertama, Mendefinisikan target pasar. Kedua, mengidentifikasikan kelompok untuk dijadikan kelompok pembelajaran. Ketiga, Identifikasi untuk diskusi. Sedangkan untuk tahap penunjangnya, maka dapat diselidiki dengan : (1) Identifikasi letak demografi website di tempat tertentu; (2) Memutuskan focus content; (3) Fokus editorial; (5) memutuskan pelayanan yang dibuat untuk berbagai tipe pengunjung (Turban M, 2001)
Proses pengimplemetasian E-commerce perlu pertimbangan dan analisa yang dalam, jika salah menganalisa, maka perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat besar, Investasi Infrastruktur dan kegagalan di Pasar. E-commerce tidak akan berguna tanpa didukung oleh SDM yang berkompeten di bidangnya masing-masing, karena E-commerce hanyalah sebuah media – yang berpotensi besar- dan tidak bisa berjalan sendiri tanpa didukung oleh SDM. Oleh karena itu, perbaikan model bisnis secara virtual dan jaringan global perlu dikembangkan, namun manajemn perusahaan internal perusahaan harus mendapatkan prioritas utama.
Model-Model E-Commerce
Secara umum model E-commerce berdasarkan aktivitas hubungan bisnis dibagi menjadi dua jenis, yaitu Business to Business dan Business to Customer. Model B2B menitik beratkan pada manajemen hubungan antar entitas bisnis (perusahaan dengan supplier, perusahaan induk dengan cabang, dan lain-lain).Model B2B memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Trading partner yang sudah diketahui dan umumnya sudah berhubungan cukup lama. Maka pertukaran informasinya disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan
2. Pertukaran data berlangsung berulang-ulang dan secara berkala dengan format yang sudah disepakati bersama
3. Salah satu pelaku dapat berinisiatif untuk melakukan pertukaran data terlebih dahulu, tanpa harus menunggu partnernya
4. Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer
Sedangkan model B2C memiliki karakter sebagai berikut :
1. Servis yang diberikan bersifat umum, dengan menggunakan system yang dapat digunakan oleh kebanyakan orang
2. Servis yang diberikan baik model dan jenisnya berdasarkan permintaan konsumen. Sedangkan provider menyediakannya
3. Model jaringan yang digunakan biasanya Server-Client

E-commerce di Indonesia
Indonesia juga terkena dampak dari perkembangan teknologi yang sangat cepat, khususnya teknologi Informasi. Khusus Internet, pada beberapa tahun belakangan ini sudah menjadi kebutuhan tiap individu, baik untuk komunikasi, aktivitas rutin, serta bisnis. Khusus aktivitas bisnis, Internet secara mengejutkan mempunyai dampak yang signifikan terhadap perkembangan model-model bisnis baru, salah satunya yaitu model bisnis E-commerce
E-commerce pertama kali diadopsi oleh dunia perbankan di Indonesia, yaitu Bank Central Asia (BCA), dengan konsep ATM dan elektronik transfer. BCA mengadopsi model bisnis baru ini, karena kebutuhan dari nasabahnya untuk melakukan transaksi tunai di berbagi temapt dan kurang memungkinkan untuk datang ke bank. Sehingga bank menyediakan ATM.
Namun, hakikat manusi tidak pernah puas, karena tindak kejahatan dan kurang nyaman dalam membawa uang tunai bepergian, maka nasabah berkeinginan ada media yang merubah bentuk uang mereka menjadi lebih simple dan aman, oleh karena itu dibuat konsep uang baru disebut dengan E-money / E-cash.
Keberhasilan Bank BCA dalam mengadopsi system baru tersebut mendorong, entitas bisnis yang lain untuk turut mengadopsinya, dengan melakukan modifikasi yang disesuaikan dengan jenis bisnis yang dijalankan . Sehingga muncul konsep toko baru, dikenal dengan “Toko Online”. Dalam proses pembayaran transaksi, juga ada inovasi akibat adanya e-commerce tersebut, jika dulu tiap transaksi pembayarannya dilakukan dengan cara penyerahan uang tunai secara fisik, maka dengan penerapan e-commerce, transaksi diselesaikan dengan mentransfer sejumlah uang tertentu dari rekening pembeli ke penjual, jadi mudah dan tidak repot.
Tantangan E-commerce ke Depan
Tantangan yang akan muncul ke depan antra lain menciptakan suatu persaingan antar usaha yang sehat. Karena e-commerce merupakan teknologi internet, rawan adanya kejahat cyber (cyber crime), SDM yang berkecimpung di dunia ini harus mampu dan paham bagaimana melakukan transaksi dan menjalankan bisnisnya. Jika tidak hati-hati maka bukan untung yang diperoleh, tapi kerugian atau bunting, karena terkena tipuan. Oleh karena itu pemberdayaan SDM manajemen internal perusahaan harus senantiasa diupdate sejalan dengan perkembangan teknologi.
Manfaat E-Commerce
1. Revenue stream baru
Dengan model E-commerce, perusahaan menciptakan suatu alur pendapatan baru yang berasal dari perdagangan elektronik. Model ini juga mengurangi biaya yang muncul untuk memperoleh pendapatan tersebut, karena hanya tinggal transfer dan mengeceknya
2. Market exposure, melebarkan jangkauan
E-commerce membuat jangkauan pasar dari bisnis menjadi tak terbatas jarak dan waktu, bisnis mampu tetap beroperasi selama 24 jam non stop, karena hanya dibutuhkan operator untuk melakukan maintenance bisnis, dan jumlah operator itu tidak banyak, Sehingga, muncul peluang pasar dari luar negeri atau dari manapun yang tidak terduga sebelumnya
3. Menurunkan biaya
Jelas dengan E-commerce, biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan akan berkurang, jika dibandingkan dengan perusahaan harus melakukan segala sesuatunya secara fisik, karena membutuhkan biaya transportasi, akomodasi, dan lain-lain
4. Meningkatkan Kesetiaan Konsumen
Dengan E-commerce, perusahaan dapat dengan intens berhubungan dengan pelangganya, serta mendapatkan masukan. Perusahaan akan berusaha memenuhi harapan konsumen, bahkan melebihinya, agar konsumen senantiasamerasa puas dan akhirnya loyal terhadap perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar